Iklan

Ibarat.Id
Admin Ibarat.id
Sunday, February 3, 2019, 6:09 PM WIB
Last Updated 2020-10-18T17:52:19Z
CerpenHeadline

Kenangan Masa Kecil Teringat Kembali

Ibarat.Id

Kenangan Masa Kecil Teringat Kembali


Melihat anak kecil bermain bola, aku jadi teringat dengan masa kecilku. Aku pun meminta gabung kepada salah satu anak kecil. 
"Boleh ikuta gak?" tanyaku. 
Sebelumnya aku tak tau nama anak kecil tersebut, tapi setelah kenalan, ternyata namanya Amir. 
"Boleh aja bang," jawab Amir padaku. 

Aku pun bergabung dengan mereka, dan ternyata, aku satu tim dengan Amir. Ia sebagai penyerang yang selalu berbagi dan tidak pernah egois.

Amir dengan Riza pemain yang selalu bekerja sama, saat aku diberi bola oleh Riza, aku pun mencoba memberanikan diri untuk menggiring si kulit bundar tersebut. Giringan bola membuat aku kangen dan teringat dengan masa laluku.

Dulu saat aku masih kecil, usiaku sekitar 9-12 tahun, waktuku habis dengan bermain bola bersama sahabat-sahabatku. Bahkan, aku pernah menjadi pemain andalan di timku pada saat itu.

"Bang....Bang...!!! Mau dibawa kemana?" tanya Riza sambil melihatku salah arah, karena aku menggiring bola dengan membawa kenanganku di masa kecil.
"Oh iya Za,,, sorry," ujarku sambil mencari celah untuk memasukkan bola ke arah gawang lawan.

Perjuangan demi perjuangan ku lakukan, namun ternyata, sosokku yang masa kecilnya disebut Cristiano Ronaldo, sekarang sudah kurang pandai lagi dalam bermain bola. Berkali-kali aku menggiring bola dan mencoba menerobos lawan, tapi akhirnya bola yang ku bawa ada di kaki lawan.

Suatu ketika, saat aku berada di daerah lawan, aku mencoba menendang bola, tapi kaki ku tergelincir, hingga aku terjatuh dan ditertawakan oleh anak-anak kecil.
"Hahaha......," tawa Rangga, pemain lawan.
"Eh, jangan gitu, nanti kamu juga bakal kejadian," potong Amir serasa menyeramahi Rangga.

Aku bangkit kembali, dan aku coba memasukkan bola dengan tendangan ku ke gawang lawan. Tapi hasilnya nihil, tendangan ku selalu melenceng. Kalau nggak melenceng, tertangkap oleh kiper lawan. 

Hujan gerimis basahi bajuku, tapi hujan bukan membuat ku untuk berhenti dalam bermain bola, tetapi membuat ku semangat, karena kenangan di masa kecil ku kembali teringat. 

Kondisi hujan membuat ku sulit untuk menendang, karena lapangannya licin, tetapi tidak mematahkan semangatku. Dasar sifatku pemberani, aku coba memberanikan diri untuk menendang, tapi akhirnya tendanganku meleset dan aku kembali terjatuh. Inilah jatuh yang kedua kalinya.

Jatuhku dalam kondisi licin, bukan mematahkan semangatku, namun membuatku lebih semangat untuk terus bermain, akhirnya dua kali tendangan jarak jauhku, aku bisa membobol gawang lawan. Kalau kata sahabatku dulu, aku punya tendangan kolot. Entah aku pun tak tau, apa maksudnya. Mungkin karena aku mempunyai skill yang baik dalam menendang pada saat itu.

Kembali ke pertandingan, saat Rangga menggiring bola, akhirnya ia pun tergelincir. Namun bukan ditolong oleh teman-temannya. Rangga ditertawakan.
"Hahahahaha...... Makanya jangan ngetawain orang geura," Amir kembali menasehati Rangga.
"Ia ia... Maaf bang," pinta Rangga kepadaku.

Tim lawan kembali mencoba mengacak-ngacak timku, tapi aku dengan Riza sama-sama membendung serangan. Saat aku mencoba merebut bola, kakiku kembali tergelincir. Kejadian yang ketiga inilah membuatku berhenti bermain. Aku istirahat dan melihat mereka yang sedang bermain.

"Ternyata, kalau mengenang masa lalu, serasa aku ingin kembali. Aku ingin main bareng lagi bersama teman-temanku. Aku yakin, teman-temanku pasti rindu dengan masa kecil yang pernah dilalui bersama. Terima kasih kalian, Riza, Amir, dan lain-lain Karena kalian telah menjadi jembatan bagiku untuk mengenang masa kecilku. Semoga masa kecil kalian selalu terkenang hingga dewasa," kataku dalam hati sambil menahan rasa sakit pada bagian pinggul dan paha.