Kasih Ibu Tak Kenal Waktu
Ibu adalah sosok yang tak bisa digantikan oleh siapapun. Ibu harus berjuang dan menahan kesabaran selama 9 bulan. Ia selalu kuat menahan semua ini, walau rasa sakit selalu dirasakan. Apalagi saat melahirkan, ibu harus mengeluarkan tenaganya semaksimal mungkin hanya untuk melihat sang bayi tiba di dunia.
Setelah melahirkan, perjuangan ibu belum selesai. Jika sebelum melahirkan ia harus berjuang dan menahan rasa sakit, namun setelah melahirkan ia harus mengurus, memberi anaknya makan, minum, dan tentunya mendidik anaknya agar bisa menjadi anak yang sholeh atau sholehah, berbakti terhadap orang tuanya, dan berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.
Akhir-akhir ini banyak orang yang sudah melupakan sosok ibu. Bahkan tak sedikit orang yang selalu membantah ibu kandungnya sendiri. Ada juga yang selalu membanding-bandingkan kehidupan antara ibu dengan kehidupan dirinya. Jika dibandingkan, sosok ibulah yang harus diutamakan oleh seorang anaknya, karena ibu yang melahirkan, menyusui, dan mendidik yang didampingi dengan ayahnya.
Bertepatan dengan Hari Ibu, 22 Desember bukanlah hanya sebuah ucapan yang terlontar dalam lisan namun enggan dilakukan dan diimplementasikan dalam suatu kehidupan. Banyak orang yang hanya mengucapkan "Selamat Hari Ibu" namun tak diselaraskan dengan tindakan yang dilakukan setiap harinya.
Hari Ibu seharusnya sepanjang masa, jangan hanya dirayakan dalam jangka waktu satu hari. Semua itu tak sebanding dengan perjuangan ibu yang senantiasa berjuang mati-matian agar anaknya bisa lahir di dunia. Kasih ibu juga tak mengenal waktu, kasih ibu sepanjang masa. Maka dari itu, jadilah anak yang berbakti, jangan kecewakan seorang ibu, buatlah sosok ibu bangga dengan kesuksesan anaknya.
Untukmu Wahai Sahabatku yang Lupa akan Ibundanya
Sahabatku, janganlah kau lupakan ibumu. Pandanglah ibumu. Lihatlah bola mata yang bersinar ibarat menyinari kehidupanmu. Tak pantas jika kamu melupakan bahkan membantahnya. Cukup sampai kemarin saja kau membantah ibumu, mulai sekarang dan kedepannya janganlah kamu lupakan bahkan bantah ibumu, karena kamu sebagai seorang anak harus memaksimalkan baktimu kepada ibumu. Buatlah bangga ibumu, jangan kecewakan ibumu karena ulahmu. Do'akanlah ibumu, agar ibumu selalu diberikan kesehatan dan keberkahan selama hidupnya oleh Rabbmu.
Kisah Anak yang Menyesali Perbuatannya Kepada Ibundanya
Seorang anak bernama Rega, ia menyesal karena ulah yang ia lakukan setelah ibunya dipanggil oleh Rabbnya. Rega adalah anak yang disayangi oleh ibunya.Rega memang anak yang baik, namun ia adalah salah satu orang yang menyesal dalam hidupnya.
Ibu Rega terserang penyakit yang komplikasi, berobat ke rumah sakit bahkan berobat tradisional sudah beberapa kali dilakukan. Setiap berobat, ibunya selalu meminta antar kepada dirinya. Bahkan di suatu ketika, Rega sedang mengikuti sebuah acara yang sangat besar untuk mengembangkan dirinya selama 4 hari, ibu Rega menelpon, mengungkapkan bahwa tak ada lagi orang yang mau mengantarkannya berobat kecuali Rega.
"Anakku sayang, ibu sangat rindu denganmu. Selama 4 hari kamu pergi, ibu merasa kesepian. Ibu ingin berobat nak, tapi tak ada yang mengantar. Ibu kangen diantar berobat olehmu, nak," ungkap sang ibu dengan rasa haru tertanam pada dirinya.
Rasa sakit yang tertanam pada diri seorang Rega. Sakit karena ia tak bisa mengantarkan ibunya untuk berobat karena terhambat oleh ruang dan waktu. Air mata berlinang membasahi wajahnya, namun ia mengusapnya agar orang lain tak melihatnya.
"Bu, maafkan Rega ya bu. Sekarang Rega belum bisa antarkan ibu untuk berobat. Insya Allah setelah Rega pulang, Rega akan antarkan ibu berobat lagi," balas Rega dengan suara yang kecil karena sedih mendengar ungkapan ibunya.
Sebenarnya, Rega itu ingin pulang. Ia ingin bersama dengan ibunya, tapi apa daya, ia harus mengikuti acaranya hingga selesai.
***
Saat pembagian hasil pembelajar selama 1 semester (raport), Rega bingung, karena ayahnya tak bisa untuk mendampingi Rega mengambil raportnya. Kemudian ia ingin meminta ibunya, tetapi tak tega melihatnya, karena ibunya masih sakit. Ia pun memberanikan diri kepada wali kelasnya saat itu, ia menjelaskan bahwa kedua orang tuanya tidak bisa mendampingi Rega untuk mengambil raportnya.
"Bu, mohon maaf. Orang tua Rega ga bisa ngambil raport. Karena ayah yang sedang ada urusan dan ibu lagi sakit," pinta Rega dengan hati sedih.
"Tak bisa diambil sendiri, nak. Harus ada orang tua atau yang mewakilinya," ujarnya singkat karena sibuk dengan persiapan pembagian raport pada saat itu.
Hati gelisah yang terasa oleh Rega, ia harus menerima kenyataan yang ada. Ia ingin menangis, tapi ia malu, karena ia di kelilingi teman-temannya bahkan orang tua teman-temannya.
Namun tak disangka-sangka, sosok ibu kandung yang masih sakit datang menghampiri Rega.
"Nak, kelasnya dimana?" tanya sang ibu yang wajahnya terlihat pucat.
Akibat Sungguh saat itu hati Rega terharu karena hal ini. Ia mengetahui, bahwa ibunya sedang sakit dan memaksakan untuk hadir dan mengambil raport dirinya.Tak banyak bicara, lalu Rega mengantarkan ibunya ke kelas yang merupakan tempat belajar di sekolahnya.
Ucapan syukur Alhamdulillah, setelah ibunya keluar dari kelas, ia memberitahu Rega bahwa dirinya menjadi orang pertama di kelas. Konon, selama 7 tahun ia sekolah, ia belum pernah berada di posisi pertama. Terlihat secara tersirat, ibunya sangat bangga kepada anaknya. Walau ia tak ungkapkan secara langsung.
***
Liburan telah tiba, banyak orang yang memanfaatkan liburannya dengan keluarg. Tapi beda dengan Rega. Ia malah di sekolah, membuat karya yang akan dikenang oleh orang lain di sekolahnya. Liburan selama 2 pekan ia habiskan dengan membuat karya di sekolahnya. Selama liburan, ia hanya sedikit bersama dengan ibunya. Karena dirinya selalu pulang malam setiap harinya, walau ada hari-hari tertentu saat waktu Ashar sudah berada di rumahnya.
Selama liburan, bakti pada ibunya sangatlah berkurang. Hingga akhirnya waktu liburan pun selesai. Ia harus kembali ke aktivitas kesehariannya di sekolah. Namun, hanya waktu 1 minggu setelah liburan, ia harus merelakan kepergian sosok ibunya. Rasa sedih yang sangat dalam karena kepergian ibunya. Ia menangis hingga Al-Qur'an yang dibacanya basah akibat air matanya.
Sungguh, Rega merasa menyesal akibat perbuatannya. Terlebih ketika waktu liburan, ia malah menyibukkan diri dengan sekolahnya. Mungkin hasil pembelajaran yang dirinya menjadi orang pertama adalah kado terbaik dan terakhir yang ia berikan kepada ibunya.
Kutipan Kata Mutiara :
Dari cuplikan kisah di atas, selama orang tua mu masih ada, maksimalkanlah baktimu kepadanya. Jangan sampai kamu menyesal di akhir. Berikanlah kado-kado terbaik sebanyak-banyaknya melauli prestasi dan kesuksesanmu. Karena dengan itulah secara tidak langsung orang tua mu merasa bangga dan senang.
S E L E S A I
Pahlawan yang Dirindukan
Sebuah kerinduan
Tertanam dalam kalbu
Rasa rindu yang tak kunjung henti
Hingga kalbu ingin menuangkannya
Kau pergi tinggalkan hamparan luas
Kau pergi tanpa membisikku
Kau pergi dengan tangan kosong
Kepergianmu, membuat kalbu merindukannya
Oh pahlwanku...
Pahlawan yang sangat ku rindukan
Tak kunjung padam ku merindukannya
Kaulah pahlawan surga
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami mengucapkan :
S E L A M A T H A R I IBU
Note : Terima kasih kepada seluruh para pembaca, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan dan kami mengharapkan kritik dan saran agar lebih baik ke depannya.
Narahubung : 082125826729
Penulis : Aku Bukan Seorang Pemimpi (Ibarat Kata)